Slider

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Tube

Sejarah Syiah

Kajian Utama

Syiah Indonesia

Syiah Internasional

Tabayun

Galeri

» » Syiah Indonesia - Sejarah Syiah yang Sebenarnya (Bag. 2)


Sejarah Syiah yang Sebenarnya (Bag. 1), bisa Anda klik di link ini : http://goo.gl/OLoI9p
________________________________________________________

Dalam hal keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib lebih berhak menjadi pemimpin ketimbang yang lain, para sahabat itu bukan tanpa alasan. Setidaknya, pada tahap awal dakwah terang-terangan Islam, tepatnya setelah ayat "Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat." (QS. Asy-Syu'ara' [26]: 214) turun, Nabi Muhammad Saw di hadapan kerabat beliau, termasuk Abu Thalib, bersabda:

«إِنَّ هَذَا أَخِيْ وَ وَصِيِّيْ وَ خَلِيْفَتِيْ فِيْکُمْ، فَاسْمَعُوْا لَهُ وَ أَطِيْعُوْا.» قَالَ: فَقَامَ الْقَوْمُ يَضْحَکُوْنَ وَ يَقُوْلُوْنَ لِأَبِيْ طَالِبٍ: قَدْ أَمَرَکَ أَنْ تَسْمَعَ لِاِبنِکَ وَ تُطِيْعَ.

"Sungguh ini (Ali) adalah saudaraku, washiku, dan khalifahku di tengah kalian, maka dengarkan dan tatilah dia." Rawi mengatakan, "Maka orang-orang tertawa seraya mengatakan kepada Abu Thalib, 'Sungguh dia (Nabi Muhammad) memerintahkanmu untuk menyimak putramu (Ali) dan mematuhinya." (Imam Abu Jakfar Muhammad bin Jarir Thabari, Târîkh al-Umam wa al-Mulûk, Kairo: Matbaah al-Istiqomah, 1939 M/ 1357 H, jld. 2, hal 62-63.)

Begitu pula halnya pada tahap akhir dakwah Nabi Muhammad Saw. Beliau -- tepatnya sepulang dari Haji Wada' dan setelah turunnya ayat "Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." (QS. Al-Ma'idah [5]: 67) -- menghentikan rombongan haji dan mengumpulkan mereka di Lembah Khum seraya bersabda:

«أَ لَسْتُمْ تَعْلَمُوْنَ أَنِّيْ أَوْلَی بِکُلِّ مُؤمِنٍ مِنْ أَنفُسِهِمْ؟» قَالُوْا بَلَی، قَالَ: «أَ لَسْتُمْ تَعْلَمُوْنَ أَنِّيْ أَوْلَی بِکُلِّ مُؤمِنٍ مِنْ نَفْسِهِ؟» قَالُوْا بَلَی، آخِذًا بِيَدِ عَلِيٍّ، فَقَالَ لَهُمْ: «مَنْ کُنْتُ مَوْلَاهُ فَعَلِيٌّ مَوْلَاهُ، اَلّلهُمَّ وَالِ مَنْ وَالَاهُ وَ عَادِ مَنْ عَادَاهُ.» قَالَ: فَلَقِيَهُ عُمَرُ بنُ الخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَقَالَ: هَنيْئًا لَکَ يَا ْبنَ أَبِيْ طَالِبٍ! أَصْبَحْتَ مَوْلَی کُلِّ مُؤْمِنٍ وَ مُؤمِنَةٍ.

"Bukankah kalian tahu bahwa aku lebih berhak (ber-wilayah) terhadap semua orang mukmin ketimbang diri mereka sendiri?" mereka menjawab, "Tentu saja." Beliau bersabda, "Bukankah kalian tahu bahwa aku lebih berhak (ber-wilayah) terhadap semua orang mukmin ketimbang diri mereka sendiri?" mereka menjawab, "Tentu saja." Sambil meraih tangan Ali maka beliau bersabda kepada mereka, "Barangsiapa yang aku -- menjadi -- maulanya (tuannya) -- yang lebih berhak terhadap semua orang mukmin ketimbang diri mereka sendiri -- maka Ali maulanya (tuannya) -- yang lebih berhak terhadap orang mukmin ketimbang diri meerka sendiri --. Ya Allah! dukunglah siapa saja yang mendukung Ali, musuhilah siapa saja yang memusuhinya." Rawi berkata, "Lalu Umar bin Khathab ra menemui Ali seraya mengucapkan, "Selamat untukmu, wahai putra Abu Thalib, engkau telah menjadi maula semua orang mukmin laki maupun perempuan." (Allamah Sulaiman bin Ibrahim al-Qunduzi al-Hanafi (w 1294 H), Yanâbîʻ al-Mawaddah, Beirut: Muassasah al-A'lami lil Mathbu'at, cetakan pertama, 1418 H/ 1997 M, juz pertama, Fashl Hadîts al-Tsaqolain wa Hadîts al-Ghodîr fi Hadîts Muslim, juz 1, hal. 37; Imam Fakhrurazi, Al-Tafsîr al-Kabîr, Beirut: Daru Ihya'it Turats al-Arabi, cetakan keempat, 1422 H/ 2001 M, jld. 4, hal. 401).

Dan kalau pun sebagian Syiah Ali mempercayai sebelas imam lagi setelah beliau, itu juga bisa dipandang sebagai makna dari hadis Nabi Muhammad Saw tentang 12 khalifah sepeninggalnya. Imam Bukhari meriwayatkan dari Jabir bin Samurah bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda:

«يَکُوْنُ بَعْدِيْ إِثنَا عَشَرَ أَمِيْرًا» فَقَالَ کَلِمَةً لَمْ أَسْمَعْهَا، فَقَالَ أَبِيْ «کُلُّهُمْ مِنْ قُرَيشٍ».

"Ada setelahku dua belas amir." Lalu beliau bersabda sesuatu yang tidak aku dengar. Ayahku berkata bahwa beliau bersabda, "Mereka semua berasal dari Quraisy." (Imam Abu Abdillah bin Ismail Bukhari, Shohîh al-Bukhôrî, Riyadh: Baitul Afkar ad-Dauliyah lin Nasyr, 1998M/1419 H, hal. 1379, Hadis ke-7222 dan 7223)

Imam Muslim meriwayatkan bahwa beliau Saw bersabda:

لَا يَزَالُ الْاِسْلَامُ عَزيْزًا إِلَی إِثنَيْ عَشَرَ خَلِيْفَةً کُلُّهُمْ مِنْ قُرَيش

"Islam senantiasa mulia sampai dua belas khalifah, mereka semua dari Quraisy." (Imam al-Hafidz Abu Hasan bin Muslim bin Hajjaj, Shohîh Muslim, Riyadh, Baitul Afkar ad-Dauliyah lin Nasyr, 1998 M/1419 H, hal. 761, hadis ke-1821). Dan ulama menjelaskan bahwa Khalifah, Imam dan Amirul Mukminin. Imam Muhyiddin Nawawi (w 676 H) mengatakan:

اَلثَّالِثَةُ: يَجُوْزُ أَنْ يُقَالَ لِلاِمَامِ: اَلْخَلِيْفَةُ وَالاِمَامُ وَأَمِيْرُ المُؤمِنِيْنَ. قَالَ المَاوَرْدِيُّ: وَ يُقَالُ أَيْضًا: خَلِيْفَةُ رَسُوْلِ اللهِ  (ص)

"Ketiga: Imam boleh disebut dengan: Khalifah, Imam, Amirul Mukminin. Mawardi mengatakan, "Boleh juga disebut dengan: Khalifah Rasulullah Saw." (Imam Abu Zakariya Yahya bin Syarafuddin Nawawi ad-Dimasyqi, Roudhoh al-Thôlibîn, Beirut: Daru Ibnu Hazm, cetakan pertama 1423 H/2002 M, Kitâb al-Imâmah wa Qitâl al-Bughôt, hal. 1718).

Dalam hal ini, Syiah Itsna Asyariah misalnya, mempercayai maksud dari dua belas khalifah Nabi Muhammad Saw adalah Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, Husain bin Ali, Ali bin Husain, Muhammad bin Ali, Ja'far bin Muhammad, Musa bin Ja'far, Ali bin Musa, Muhammad bin Ali, Ali bin Muhammad, Hasan bin Ali dan Muhammad bin Hasan yang lebih mereka kenal dengan sebutan Imam Mahdi.

Mereka adalah 12 amir yang dilansir oleh ulama hanafi -- Syekh Sulaiman Al-Qunduzi Al-Hanafi -- di dalam kitabnya sebagai keterangan dari maksud Ulil Amri dalam Al-Qur'an dan maksud dari penyempunaan agama Islam:

فَقَالَ صَلَّی اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: اَللهُ أَکبَرُ بِإِکْمَالِ الدِّيْنِ وَ إِتْمَامِ النِّعْمَةِ وَ رِضَاءِ رَبِّيْ بِرِسَالَتِيْ وَ وِلَايَةِ عَلِيٍّ بَعْدِيْ! قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ! هَذِهِ الآيَاتُ فِيْ عَلِيٍّ خَاصَّةً؟ قَالَ: بَلَی فِيْهِ وَ فِيْ أَوْصِيَائِيْ إِلَی يَوْمِ القِيَامَةِ! قَالُوْا: بَيِّنهُمْ لَنَا، قَالَ: عَلِيٌّ أَخِيْ وَ وَارِثِيْ وَ وَصِيِّيْ، وَ وَلِيُّ کُلِّ مُؤْمِنٍ بَعْدِيْ، ثُمَّ اِبْنَيَّ الْحَسَنُ وَ الْحُسَيْنُ، ثُمَّ التِّسْعَةُ مِنْ وُلْدِ الْحُسَيْنِ، اَلْقُرْآنُ مَعَهُمْ وَ هُمْ مَعَ الْقُرْآنِ، لَا يُفَارِقُوْنَهُ وَ لَا يُفَارِقُهُمْ حَتَّی يَرِدُوْا عَلَيَّ الْحَوْضَ.

"Maka Nabi Saw bersabda, "Allah Maha Besar dengan penyempurnaan agama, pelengkapan nikmat, kerelaan Tuhanku atas risalahku, dan wilayah Ali setelahku." Mereka (para sahabat) berkata, "Wahai Rasulullah! -- apakah -- ayat-ayat ini khusus tentang Ali?" beliau bersabda, "Tentu saja tentang dia dan para washiku sampai Hari Kiamat." Mereka berkata, "Terangkanlah kepada kami -- siapa -- mereka." Beliau bersabda, "Ali saudaraku, pewarisku, washiku dan wali setiap orang mukmin setelahku, kemudian kedua putraku Hasan dan Husain, kemudian sembilan dari keturunan Husain, Al-Qur'an bersama mereka dan mereka bersama Al-Qur'an, mereka tidak akan berpisah dari Al-Qur'an dan Al-Qur'an juga tidak akan berpisah dari mereka sampai mereka datang kepadaku di Telaga (Haudh)." (Syekh Sulaiman bin Syekh Ibrahim Al Qunduzi Al Hanafi, Yanâbîʻ al-Mawaddah, Beirut: Muassasah Al-A'lami Lil Mathbu'at, cetakan pertama, 1418 H/1997 M, juz. 1, hal. 136).

Sementara itu, belum ada keterangan terbukti dari kelompok atau aliran Islam lainnya mengenai siapa yang dimaksud dari 12 khalifah tersebut.

Bersambung...

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply